Siklus Karbon

I.PENDAHULUAN

Latar Belakang :

Meskipun karbon merupakan unsur yang sangat langka dalam sektor bumi yang tidak hidup tetapi didalam benda hidup terdapat 18%. Kemampuan saling mengikat pada atom-atom karbon merupakan dasar untuk keragaman molekular dan ukuran molekular dan tanpa ini tidak akan ada.
Selain pada bahan organik, karbon sebagai gas karbon dioksida dan sebagai batuan karbonat (koral). Yang sangat membutuhkan senyawa hijau yang dapat menetralkannya.
Umumnya karbon ditemui berupa hasil pembakaran dari dalam tubuh mahluk hidup, dan hal ini biasanya diseimbangkan dengan adanya tumbuhan hijau sebagai perombak karbon menjadi oksigen sebagai pembentuk siklus karbon itu sendiri.

Tujuan : Mempelajari hubungan erat antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem.


II.TINJAUAN PUSTAKA
Pernahkah kita mengenal siklus karbon? Karbon dapat dijumpai dimana-mana. Karbon dapat dijumpai didalam atmosfer sebagai CO2 dalam jaringan semua mahluk hidup dan terbesar dijumpai dalam batuan endapan serta bahan baker fosil yang terdapat dalam perut bumi. Tumbuhan hijau dan hewan serta organisme yang lain berperan aktif dalam kelangsungan siklus karbon. CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 dan H2O oleh tumbuhan hijau akan diubah menjadi senyawa organik berupa glukosa (C6H12O6) dan Oksigen ( O2) melalui reaksi yang disederhanakan sebagai berikut :
6 C O2 + 6 H2 O C6 H12 O6 = 6 O2
Oksigen dihasilkan dalam fotosintesis tersebut akan dimanfaatkan oleh hewan dan organisme lain untuk respirasi. Dari proses respirasi tersebut akan dihasilkan CO2H2O dan energi melelui persamaan reaksi yang disederhanakan sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O + Energi
CO2 yang dihasilkan dalam respirasi tersebut akan dilepas kembali ke lingkungan, kemudian akan digunakan untuk fotosintesis tumbuhan hijau begitu seterusnya. Dari kedua kegiatan tersebut tampak bahwa fotosintesis dan respirasi saling bekerja sama untuk kelangsungan siklus karbon dan oksigen. Sejumlah karbon untuk sementara berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon tersebut akan kembali ke siklus setelah tumbuhan atau hewan tersebut mati kemudian diuraikan oleh makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organik dari pembusukan hewan dan tumbuhan tertimbuan dalam lapis tanah lebih dari 600 juta tahun maka karbon dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama. Tetapi oleh panas akan tekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah menjadi bahn baker fosil misalnya batubara, minyak bumi dan gas bumi. Jika bahan baker fosil tersebut digunakan sebagai bahan bakar dalam berbagai industri maka karbon yang dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2 sebagai hasil proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan digunakan kembali oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis begitu seterusnya.(Sasmita.D.W.1994)
Daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut,karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbondioksida hubungan sebagai mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam siklus karbon, karbon diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil.
Reaksi fotosintesis terjadi dihutan-hutan, dipadang rumput dan juga di rumput laut di lautan. Dalam daur karbon, karbondioksida dibutuhkan tumbuhan, yang kemudian akan dikonsumsi hewan, ikan atau manusia untuk kebutuhan sel dan energi. Dalam bentuk karbon dioksida dikembalikan ke alam, bila hewan atau tumbuhan tersebut mati akibat kerja mikroorganisme karbon akan dikembalikan ke bumi.
Sumber utama karbon untuk makhluk hidup berada dalam udara, dalam bentuk karbon dioksida jumlahnya kira-kira 0,03% dari volume. Karbon dioksida diudara akan difiksasi ke dalam jaringan hidup melalui fotoototrof tanaman dan ganggang, kemudian ototrof tersebut akan dikonsumsi oleh heterotrof, yang akan menggunakan karbon tersebut untuk energi dan pertumbuhannya.
Karbondioksida juga akan terlarut dalam air dan tanah dan dapat membentuk ion bikarbonat. Karbon dapat diperoleh juga dari pembakaran kayu dan fosil yang akan menghasilkan karbon dioksida ke atmosfer, pada keadaan kekurangan oksigen karbon dioksida dapat diubah menjadi karbon monoksida, species tertentu mikroorganisme gas toksik tersebut dan akan mengubah menjadi karbon dioksiba dan energi.
Dari hasil penelitian sumber karbon dalam bentuk glukosa atau maltosa meningkatkan aktifitas enzim dalam sel Bacillus sp. Pada kondisi anaerob karbondioksida direduksi menjadi metan (CH¬4) oleh mikroorganisme. Bakteri Methylococcus mampu mengoksidasi metan menjadi karbon dioksida.
Aspek penting lain dari karbon adalah reaksi nonbiologi yaitu pertukaran antara karbon dioksida, karbonat dan bikarbonat yang umum terjadi dalam perairan. Pada kondisi tertentu karbonat akan berpresipitasi dengan membentuk batu kapur (lime stone). (Muslimin.L.W.1996)
Karbon tersimpan dalam bentuk molekul karbondioksida (C2) dan oksigen dalam betuk molekul oksigen yaitu O2. Karbon diikiat oleh tanaman dalam proses fotosintesis dan dihasilkan bahan organik. Bila bahan ini dioksidasikan akan menghasilkan kembali karbondioksida. Dari proses fotosintesa diatas selain dihasilkan bahan organik berupa karbohidrat juaga dihasilkan oksigen. Bahan organik hasil fotosintesa berpindah ke herbivore dan pemangsa dan kembali ke cadangan melalui respirasi dan kegiatan bakteri. Sisa bahan organik yang tidak dilapuk melalui proses-proses geologicklainnya akan membentuk gambut, batu bara dan minyak bumi. Gambut dan batu bara mengandung karbon terikat, besarnya kandungan tergantung pada tingkat pelapukannya. Bahan tambang ini akan menghasilkan karbon ke udara bebas setelah dibakar.(Jumin.H.B.1989)

III.BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat:
Waktu :Jumat,23 November 2007
Tempat :Laboratorium Universitas Jambi Lantai II
Mendalo Darat.

Alat & Bahan:
Alat :
1. Ikan kecil sebagai konsumen
2. Hydrilla sebagai produsen
3. Larutan bromtimol biru
4. Air
Bahan :
1. Botol kaca yang ukurannya sama

Cara Kerja :
1. Disiapkan dua percobaan masing-masing (A dan B) masing-masing percobaan terdiri dari empat botol.Ditandai botol-botol ini dengan A1,A2,A3,A4 dan B1,B2,B3,B4.
2. Setiap botol diisi dengan air sampai permukaan air kira-kira 20mm dibawah mulut botol.
3. Ditambahkan 3-5 tetes bromtimol biru kedalam tiap-tipa botol.
4. Dimasukkan kedalam botol A1 dan B1 ikan kecil, A2 dan B2 ikan kecil dan Hydrilla, A3 dan B3 Hydrilla saja dan kedalam botol A4 dan B4 tidak dimasukkan ikan kecil atau Hydrilla.
5. Ditutup semua botol biakan tersebut rapat-rapat, usahakan agar tutup tersebut tidak bocor.
6. A(1-4) ditempatkan ditempat terang dan B(1-4) ditempatkan ditempat gelap.
7. Setelah 24 jam diamati semua botol biakan,dan dicatat perubahan yang terjadi.Dilakukan setiap hari selama 7 hari.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hari/tanggal A(Terang) B(Gelap)
Sabtu 24 November 2007 A1Keadaan sama dengan awal B1 Keadaan sama + buih
A2Keadaan sama + buih B2 Keadaan sama
A3Keadaan sama + Uap B3 Keadaan sama+uap
A4 Keadaan sama + Uap B4 Keadaan sama+uap
Minggu 25 November 2007 A1*Adanya penguapan
*Airnya agak keruh, terdapat buih B1*Airnya agak keruh, diatas air ada gelembung udara
*Adanyak uap air sebanyak ±17 tetes air akan jatuh.
A2*Adanya banyak uap air
*Air agak keruh terdapat buih B2*Adanya uap air sebanyak 3 titik air yang akan jatuh
*Airnya masih tidak berubah
A3*Adanya uap air sebanyak 2 titik air yang akan jatuh
*air tetap bening B3*Adanya uap air sebanyak 2 tetes yang akan jatuh
*Airnya tetap being
A4*Adanya uap air sebanyak 1 titik akan jatuh.
*Air tidak berubah, tetap bening
B4*Adanya uap air sebanyak 1 tetes yang akan jatuh
*Air tetap bening.


Senin 26 november 2007 A1*Air agak keruh,terdapat buih
*Terjadi penguapan sebanyak3 titik air yang akan jatuh
*Terdapat kotoran ikan B1*Airnya keruh
*Terjadi penguapan,titik airnya sangat banyak
*Terjadi Buih
A2*Airya agak keruh, terdapt buih
*Terjadi penguapan
*Adanya titik air yang banyak tetapi agak kecil-kecil
B2*Airnya agak keruh
*Terjadi penguapan 4 titik
*Terdapat buih
A3*Airnya tetap bening
*Adanya uap air sebanyak 2 titik air yang akan jatuh B3*Airnya bening
*Terjadi penguapan sebanyak 2 titik yang akan jatuh
A4*Adanya uap air sebanyak 2 titik air yang akan jatuh
*Air tetap bening B4*Airnya tetap bening
*Terjadi penguapan sabanyak 1 titik air yang akan jatuh
Selasa 27 november 2007 A1*Airnya keruh
*terjadi penguapan
*Terdapat kotoran ikan B1*Airnya keruh
*terjadi penguapan
*Terdapat kotoran ikan
A2*Airnya agak keruh
*Terjadi penguapan B2*Airnya agak keruh
*Terjadi penguapan
A3*Airnya tetap bening tetapi tidak sebening A4
*Terjadi penguapan B3*Airnya tetap bening
* Adanya uap air.
A4*Airnya benibahan
*Terjadi penguapan B4*Air tetap bening
*Terjadi penguapan
Rabu,28 november 2007 A1*Airnya agak keruh
*Terjadi penguapan
*Terdapat buih yang sudah mengental seperti buih B1*Airnya lebih keruh dari A1
*Terjadi penguapan
*Terdapat lender berwarna putih
A2 *Airnya agak keruh
* Adanya uap air. B2*Airnya lebih keruh dari A1
*Terjadi penguapan
*Terdapat lender berwarna putih
A3*Airnya bening
*Terjadi penguapan B3*Airnya benibg
*Terjadi penguapan

A4*Airnya bening
*Terjadi penguapan B4*Airnya benibg
*Terjadi penguapan

Kamis 29 November 2007 A1*Airnya agak keruh
*Terjadi penguapan sebanyak ± 7 titik air yang akan jatuh B1*Airnya lebih keruh dari A1
*Terjadi penguapan
*Terdapat buih
A2*Airnya agak keruh dari A1
*Hydrilla sudah rontok
*Terjadi penguapan B2*Airnya agak keruh
*Terjadi penguapan
*Terdapat buih
*Hydrilla nya membusuk dan rontok
A3*Airnya jernih
*Hydrilla tidak berubah
*Terdapat uap air B3*Airnya bening
*Hydrilla tetap
*Penguapan
A4*Airnya jernih
*Terdapat uap air B4*Air bening
*Penguapan

Pembahasan

Dalam praktikum kali ini kita dapatkan hasil yang bermacam-macam dengan perlakuan yang berbeda. Misalnya pada Air brotimol yang diberi perlakuan dengan memasukkan ikan kecil dan Hydrilla yang dalam satu minggu warnanya akan berubah menjadi agak keruh hal ini dapat dikarenakan oleh adanya karbon yang dihasilkan oleh ikan kecil yang mengakibatkan timbulnya warna keruh pada air media biakan namun dapat dinetralisasikan sedikit oleh adanya Hydrilla yang mampu merombak karbon menjadi oksigen. Sedangkan pada botol yang berisikan ikan kecil saja, warna akan berubah menjadi keruh sekali hal ini dikarenakan karbon yang dikeluarkan oleh ikan kecil dan tidak adanya perombak karbon dalam hai ini adalah Hydrilla. Botol yang berisikan Hydrilla saja, warnanya tetap jernih hal ini dikarenakan tidak adanya ikan kecil atau mahluk hidup yang menghasilkan karbon yang dapat merubah warna air menjadi keruh.Dan pada indicator warna tetap biru seperti awal karna tidak ada reaksi karbon yang terjadi sebab tidak diberi perlakuan apa-apa.
Tumbuhan hijau dan hewan serta organisme yang lain berperan aktif dalam kelangsungan siklus karbon. CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 dan H2O oleh tumbuhan hijau akan diubah menjadi senyawa organik berupa glukosa (C6H12O6) dan Oksigen ( O2) melalui reaksi yang disederhanakan sebagai berikut :
6 C O2 + 6 H2 O C6 H12 O6 = 6 O2
Oksigen dihasilkan dalam fotosintesis tersebut akan dimanfaatkan oleh hewan dan organisme lain untuk respirasi. Dari proses respirasi tersebut akan dihasilkan CO2H2O dan energi melelui persamaan reaksi yang disederhanakan sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O + Energi
CO2 yang dihasilkan dalam respirasi tersebut akan dilepas kembali ke lingkungan, kemudian akan digunakan untuk fotosintesis tumbuhan hijau begitu seterusnya. Dari kedua kegiatan tersebut tampak bahwa fotosintesis dan respirasi saling bekerja sama untuk kelangsungan siklus karbon dan oksigen. Sejumlah karbon untuk sementara berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon tersebut akan kembali ke siklus setelah tumbuhan atau hewan tersebut mati kemudian diuraikan oleh makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organic dari pembusukan hewan dan tumbuhantertimbuan dalam lapis tanah lebih dari 600 juta tahun maka karbon dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama. Tetapi oleh panas akan tekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah menjadi bahn baker fosil misalnya batubara, minyak bumi dan gas bumi. Jika bahan baker fosil tersebut digunakan sebagai bahan baker dalam berbagai industri maka karbon yang dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2 sebagai hasil proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan digunakan kembali oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis begitu seterusnya.
Dari proses fotosintesa diatas selain dihasilkan bahan organic berupa karbohidrat juaga dihasilkan oksigen. Bahan organic hasil fotosintesa berpindah ke herbivore dan pemangsa dan kembali ke cadangan melalui respirasi dan kegiatan bakteri. Sisa bahan organic yang tidak dilapuk melalui proses-proses geologic lainnya akan membentuk gambut, batu bara dan minyak bumi. Gambut dan batu bara mengandung karbon terikat, besarnya kandungan tergantung pada tingkat pelapukannya. Bahan tambang ini akan menghasilkan karbon ke udara bebas setelah dibakar


Kesimpulan :
Produsen dan konsumen sangat berhubungan erat, hai ini dapat kita lihat dari praktikum yang telah dilaksanakan bahwa ikan kecil sangat membutuhkan Hydrilla untuk siklus karbon dan oksigen didalam praktikum daur karbon. Apabila tidak ada Hydrilla maka siklus karbon pada ikan kecil akan terputus karena tidak adanya perombak karbon menjadi oksigen kembali.


DAFTAR PUSTAKA

Jumin.H.B.1989.Ekologi Tanaman.Rajawali Press: Jakarta

Muslimin.L.W.1996. Mikrobiologi Lingkungan.UI Press : Jakarta

Sasmita.W.D.1994. Materi Pokok Biologi Umum. Deptdikbud: Jakarta
»»  continue...

Makalah Dekomposer

I.PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
Kini sudah terpikirkan oleh para ekoligiawan bahwa tumbuhan dan hewan bersama-sama dengan seluruh lungkungannya membentuk suatu sistem yang bekerja tergantung pada peran yang dimainkan oleh setiap komponen dari sistem itu.
Sejauh yang berkenaan dengan struktur ekosistem yang khas mempunyai tiga komponen biologi yaitu produsen (jasad autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu menambat energi cahaya, Hewan (jasad heterotrof) atau konsumen makro yang menggunakan bahan organik dan pengurai yang terdiri dari jasad renik yang menguraikan bahan organik dan membebaskan zat hara terlarut.

Tingkat makanan
Cara bermanfaat untuk mampelajari saling keterkaitan fungsi komponen ekosistem adalah mempelajari cara hidup atau dasar untuk mendapatkan makanan,atau tingkat makanan pada semua jasad yang ditemukan di ekosistem. Pendekatan ini juga memungkinkan kita untuk membandingkan berbagai jenis ekosistem yang beberapa diantaranya tidak mempunyai tingkat makanan.
Produsen
Produsen dalam ekosistem adalah jasad yang diberikan makanan diri sendiri atau bersifat autotrof. Pada dasarnya jades ini terdiri dari tumbuh-tumbuhan hijau.
Konsumen
Selain tumbuhan hijau dan baktiri kemosintetik, semua jasad lain yang bukan jenis pengurai marupakan konsumen atau jasad heterotrof. Biasanya makanan diperoleh dari individu lain.Konsumen dikelompokkkan menjadi babarapa tingkatan yaitu:
1.Konsumen Primer
Golongan ini terutama terdiri dari pamakan tumbuhan (herbivora) yang dalam beberapahal kiranya juga mencakup manusia sendiri. Di antara pamakan tumbuhan yang khas adalah domba,kambing,tupai,belalang,jentik nyamuk dan sebagainya.
2.Konsumen Sekunder
Golongan ini mencakup semua mahluk pemakan daging (karnivora),termasuk beberapa jenis tumbuhan pemakan serangga dan termasuk juga manusia. Contoh khas karnivora adalah singa,elang, buirung pakakak.Karnivora besar seperti misalnya burung elang yang selanjutnya memakan karnivora yang lebih kecil seperti ular atau kodok,sering disebut juga karnifora puncak.

Pengurai ini merupakan tingkat makanan utama yang terakhir dalam ekosistem.Kelompok ini terutama terdiri dari jasad renik tanah seperti bakteri dan jamur Waupun juga mencakup cacing tanah, rayap, tungau, kumbang dan annthrophoda lainnya.(Ewusie.J.Y.1990)


b.Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu ekosistem

II.TINJAUAN PUSTAKA
Dalam mengestimasi populasi kepadatan hewan. Dibutuhkan ketelitian dan ketelatenan. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem daftar.
Kepadatan populasi dan kepadatan Relatif
Kepadatan pupolasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tapat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relative. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Suin.N.M.1989)
Diantaranya ciri yang sama-sama dimiliki oleh populasi dan individu ialah kenyataan bahwa populasi mempunyai riwayat hidup sebagaimana tampak dari kenyataan bahwa populiasi tumbuh, mengkhususkan dan memelihara dirinya dan bahwa populasi memiliki susunan di struktur yang pasti yang dapat diberikan dalam hubungan yang sama seperti individu.
Ciri kelompok mencakup berbagai corak seperti angka kelahiran/ laju berbiak angka kematian, susunan kelamin/ sistem reproduksi, struktur umur, sebaran dan stuktur sosial. (Ewusie.Y.1990)
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk memahami struktur dan dinamika ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi optimum.
Jumlah kelahiran dan kematian mungkin berfluktasi secara luas sebagai respon terhadap pengaruh lingkungan yang berbeda, tetapi jumlah itu mendekati seimbang dalam waktu yang lama.
Interaksi species seperti predasi, kompetisi dan herbivora akan mengatup naik turunnya pertumbuhan populasi.
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar.
Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalam populasi.
Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia yang terdiri dari banyak wanita umur 15-35 tahun adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki-laki tua/anak-anak.
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi.(Hadisubroto.T.1989)
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakekatnya dengan keseimbangan antara kelehiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam. (Naughton.Mc.1973)
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan.
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik).
Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat.
Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi.

III.BAHAN DAN METODE
Waktu dan tempat : Jumat, 14 Desember 2007
Hutan Universitas Jambi
Lingkungan Lab.bahasa
Mendalo Darat - Jambi
Alat dan Bahan :
1. Pinset
2. Tali Rapia
3. Alat tulis dan table catatan pengamatan.

Prosedur Kerja:


IV.HASIL BAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Spesies I II II IV
A 2
B 2
C 1
D 1
E 1
F 1
G 1
H 1
I 1 3
J 1
K 1 1
L 1
M 1
N 1
O 1
P 1
Q 1
R 1
Jumlah 10 4 6 4


DAFTAR PUSTAKA

Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press : Jakarta.

Ewusie J.Y.1990.Ekologi Tropika.ITB.Bandung:Bandung.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
»»  continue...

Peranan Gen Yamg di Pengaruhi Seks

I.PENDAHULUAN
TUJUAN :Mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri berdasarkan ukuran jari telunjuknya.

LANDASAN TEORI:
Gen dominan biasanya memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki/jantan maupun perempuan/betina. Baru dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menempatkan diri dalam fenotip.
Disisni adapun gen-gen yang dominansinya bergantung dari jenis kelamin individu. Salah satunya adalah panjang jari telunjuk. Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kiri kita pada suatu alas dimana terdapat seuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui, apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atu lebih pendek dari pada jari manis.
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki, tetapi resesip pada perempuan. Kegiatan gen ini menjadi sebagai berikut:
Genotip Laki-laki Perempuan
TT Telunjuk pendek Telunjuk pendek
Tt Telunjuk pendek Telunjuk panjang
Tt Telunjuk panjang Telunjuk panjang
Cara penurunan gen ini sama dengan cara penurunan gen kepala botak. ( Suwiryo,1998)
Menuru Suryo (1996) Apabila kita meletakkan tangan kanan atau tangan kiri kita pada suatu alas dengan garis mendatar Maka dapat kita lihat apakah jari telunjuk akan lebih panjang atau lebih pendek dibandingkan dengan jari manis. Kebanyakan orang ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek dari pada jari manis. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada orang laki-laki, tetapi resesif bila pada perempuan.
Apakah sebenarnya yang diberikan pada anak-anak itu sehingga merekapun mempunyai beberapa sifat seperti orang tuanya? Yang diwariska adalah berupa gen, gen lah yang bertanggung jawab atas turunnnya sifat-sifat tersebut. Gen-gen yang berhubungan langsung dengan kromosom ini bisa diturunkan melalui gen autosom maupun gen gonosom. (Nio,1990)
Pada pasangan yang menyumbangkan kromoson Y diam kepada keturunannya yang laki-laki, jadi fenotif anak laki-lakinya akan secara langsung mencerminkan konstitusi genetik salah satu dari dua kromosom X nya. Penelitian mengenai pewarisan pautan seks pada manusia telah menunjukkkan dengan melimpah bahwa pola transmisi gen pada manusia mengikuti pola-pola yang pertama kali dikenal dengan lalat.(Goodenough,1984)
Selain gen-gen yang terangkai kromosom kelamin, juga dikenal gen-gen yang dipengaruhi seks dan gen-gen yang dibatasi seks.

ALAT DAN BAHAN:
1. Jari telunjuk dan jari tengah milik mahasiswa sendiri
2. Penggaris
3. Kertas
4. Pena/Pensil

CARA KERJA:
1. Dibuat sebuah garis horizontal yang jelas pada kertas
2. Diletakkan tangan kanan atau kiri diatas helaian kertas tersebut sedemikian rupa, sehingga ujung jari telunjuk tepat menyinggung gasir horizontal
3. Dibubuhkan tanda dimana letak ujung jari telunjuk. Dengan menggunakan pensil atau pena
4. Ditentukan kemungkinan genotopnya,jika digunakan pasangan gen T dan t


DAFTAR PUSTAKA

Goodenough,ursula..1988.Genetika.Erlangga:Jakarta

Nio,Tjan kwiauw.1990.Genetika Dasar.ITB Press: Bandung

Suryo.1984.Genetika.UGM Press: Yogyakarta

Suwiryo,hadi.1998.Genetika untuk strata 1.UGM Press:Yogyakarta
»»  continue...

Morfologi Drosophila

I.PENDAHULUAN
TUJUAN : Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi Drosophilla

LANDASAN TEORY
Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap,dan berukuran kecil.Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu seperti LUV ataupun kaca pembesar.Genus Drosophila mempunyai banyak species.Species yang paling banyak dan tersebar luas adalah Drosophila melanogaster.Selama musim panas species ini terdapat di semua bagian dunia yang biasanya mengerumuni buah-buahan yang ranum.
Drosophila memiliki cirri morfologi yang berdeba antara jantan dan betinanya.Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. (Soemartomo.S.S.1979)
Pada drosophila diremuka 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan lalat betina umumnya adalah sama,tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing. (Sepoetro.D.1975)
Pada Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam bentuk segmen-segmenabdomen.Abdomen betina mempunyai ujung meruncing dan pola garis-garis yang berbeda dari pada abdomen jantan.Kelamin lalat ditentukan sebagian oleh kromosom X yang dimiliki individu.Nor,alnya lalat betina akan memiliki 2 kromosom X.Sedangkan lalat jantan hanya memiliki 1 kromosom X ditambah 1 Y heterokromatik.Pada lalat buah kromosom Y tidak memiliki peranan penting dalam penentuan jenis kelamin.PAda kromosom Drosophilla hanya sedikit gen aktif. (Goodenough 1984)
Pada Drosophila sp cirri-ciri suatu mutan dinyatakan oleh gabungan dari satu atau beberapa huruf dan angka,sesuai dengan nama dan symbol yang pertama kali ditemukan oleh penemunya kepada mutan tersebut.Sedabgkan lalat yang berfenotip normal dibert tanda +.Cara ini sedah dianut sejak Morgan mulai penelitian dengan hewan ini. Untuk sifat yang bersifat dominant cirri tersebut ditulis dengan huruf besar sebaliknya jika resesif akan ditulis dengan huruf kecil.Pada gen yang mempunyai banyak ale lama alel yang diketemuakn ditandai dengan angga dan huruf yang ditulis agak ke atas.Perhatika benar-banar bahwa setiap kode berlaku untuk satu gen saja.Dengan demikian apabila ada lebih dari satu gen yang tidak normal,maka individu tersebuat dapat memiliki lebih dari satu symbol.Walau demikan jarang sekali satu bahkan dua mutan dengan lebih dari 5 gen yang tidak normal.
Pada Drosophila lalat jantan dapat dengan midah dibedakan dari lalat betina dengan melihat kaki depannya,alat kelaminnya dan ujung abdomennya maupun bentuk abdomennya.Pada kaki depan hewan jantan pada tarsal keduanya terdapat sekelompok rambut yang agak tepat tersusun seperti sisir yang disebut sisirkelamin Sex comn. Selain itu hewan jantan berukuran lebih kecil mempunya ujung abdomen yang tumpul dan berwarna hitam.Jumlah segmen hewan jantan hanya 7 buah karna segmen terakhirnya bersatu. (Nio.T.K.1990)



ALAT DAN BAHAN
ALAT:
 Drosophila sp
 Eter
BAHAN
 Mikroskop
 Botol Nescafe/ botol selai
 Kapas
 Plaster
PROSEDUR KERJA
1. Siapkan botol Nescafe/ botol selai
2. Meletakkan kapas yang di plaster pada tutup botol
3. Memberikan Eter pada kapas tersebut
4. Membius Drosophilla sp
5. Melihatnya dibawah mikroskop
6. Menuliskan dan menggambarkan hasilnya


II.HASIL

Jantan Betina
Ukuran Relatif Kecil Ukuran Relatif Besar
Memiliki 3 Ruas abdomen Memiliki 6 ruas abdomen
Memiliki sisir kelamin Tidak memiliki sisir kelamin.


III.PEMBAHASAN
Pada praktikum yang kami lakukan yaitu melihat morfologi Drosophilla didapat hasil: Pada Drosophila jantan saat diamati dibawah mikroskop ditemukan Sisir kelamin dan 3 buah ruas abdomen, sedangkan pada yang betina ditemukan 6 ruas abdomen dan tidak ditemukan sisir kelamin.
Hal ini sesuai dengan leteratur yaitu Pada Drosophila lalat jantan dapat dengan mudah dibedakan dari lalat betina dengan melihat kaki depannya,alat kelaminnya dan ujung abdomennya maupun bentuk abdomennya.Pada kaki depan hewan jantan pada tarsal keduanya terdapat sekelompok rambut yang agak tepat tersusun seperti sisir yang disebut sisirkelamin Sex comn. Selain itu hewan jantan berukuran lebih kecil mempunya ujung abdomen yang tumpul dan berwarna hitam.Jumlah segmen hewan jantan hanya 7 buah karna segmen terakhirnya bersatu. Drosophila memiliki cirri morfologi yang berdeba antara jantan dan betinanya.Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin.
Drosophilla jantan umumnya berwarna sedikit lebih gelap bila dibandingkan dengan yang betina.Sisirb kelamin pada hewan jantan berguna untuk membantu kopulasi.

untuk medium drosophila silankan klik di medium drosophila
DAFTAR PUSTAKA


Goodenough.1984.Genetika Edisi ketiga Jilid Satu.Erlangga:Jakarta

Nio.T.K.Genetika Dasar.1990.Institut Teknologi Bandung:Bandung

Sepoetro.1975.Pengantar Genetika Dasar.Universitas Indonesia Press:Jakarta

Soemartono.1979.Pedoman Praktikum Biologi Umum 3.Djambatan:Jakart
»»  continue...

IMITASI PERBANDINGAN GENETIK II

I.PENDAHULUAN
TUJUAN :
Melakukan pegujian lewat test X2 (Chi-square test) untuk mengetahui apakah hasil yang didapat bisa dianggap baik atau tidak.
LANDASAN TEORI
Mendel dal;am dalam percobaan-percobaannya kadang dapat menegahui bahwa ada gen-gen yang tidak dominant dan tidak resesif pula. Dengan perkataan lain gen tesebut tidak memperlihatkan sifat dominan sepenuhnya. Akibat keturunan dari perkawinan individu dengan satu sifat beda akan mempunyai sifat antara dari kedua induknya. Sifat demikian itu dinamakan Sifat Intermediet.
Mendel membuat persilangan degan mengunakan tanaman mulut singa ( Antirrhinum majus) yang bunganya berwarna merah dan putih. Semua tanaman keturunan F1 berbunga merah muda. Ini berarti bahwa sifat dari kedua induknya ikut mengambil peranan.
Ketika tanaman-tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka didapat tanaman-tanaman F2 yang memisah dengan perbandingan ¼ merah : ½ merah muda : ¼ putih atau 1:2:1. Disini kita dapat lebih mudah membedakan tanaman yang homozigot (yaitu yang berbunga merah, dan yang berbunga putih ) dari tanaman yang heterozigot (yaitu berbunga merah muda).
Apabila tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga merah (MM) dibiarkan menyerbuk sesamanya atau menyerbuk sendiri, maka keturunannya akan selalu berbunga merah saja.
Demikian pula dengan tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga putih (mm) untuk selanjutnya akan selalu menghasilkan keturunan berbunga putih saja. Adapun tanaman F2 heterozigot berbunga merah muda bila dibiarkan menyerbuk sesamanya atau mengadakan penyerbukan sendiri akan selalu menghasilkan keturunan yang memisah dengan perbandingan 1:2:1.
Individu homozigot yang selalu menghasilkan keturunan tetap (tidak memisah) dinamakan galur murni. (Suryo.1996)
Jika diadakan penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot yang berbeda satu sifat missal Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) berbunga merah yang disilangkan dengan yang berbunga putih, maka terjadilah F1 yang berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut monohibrida ini bukan homozigot lagi, melainkan suatu heterozigot.
Jika tanaman F1 ini kita biarkan mengadakan penyerbukan sendiri, kemudian biji-biji yang dihasilkan itu kita tumbuhkan, maka kita peroleh F2 yang berupa tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih, jumlah-jumlah mana berbanding 1:2:1.
Maka biji-biji F2 yang berbunga merah itu kiat tumbuhkan, kita peroleh F3 yang berbunga merah. Demikian pula biji-biji dari F2 yang berbunga putih , jika itu kita tumbuhkan kita peroleh F3 yang berbunga putih. Senaliknya F2, yang berbunga jambon itu menghasilkan F3 yang terdiri atas tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih dalam perbandingan 1:2:1 lagi.
Dalam hal ini maka warna jambon itu kita namakan warna intermediet antara merah dan putih. Jadi F1 tersebut diatas merupakan suatu monohibrida yang intermediet.(Djidjosepoetro.1975)
Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan dengan menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah seorang alim ulama berkebangsan Australia bernama GEOGOR MENDEL (1822-1884) pada tahun 1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika. Dalam percobaan awal Mendel ia menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan sebagai alat uju silang. Yang mana dalam persilangan monohybrid didapat hasil anakan dengan rasio fenotip 3 : 1. Hali ini dikarenakan gen-gen yang sealel memisah. Ini dikenal sebagai Hukum I Mendel. (Suriyo.1996)
Pada manusia diketahui bahwa rambut keriting adalah dominan terhadap rambut yang lurus. Sebagai contoh seorang pria berambut keriting heterozigot menikah dengan wanita yang juga keriting heterozigot. Apabila mereka mempunyai anak, berapakah kemungkinan anaknya berambut lurus? Dengan hokum Mendel dapat dihitung bahwa kemingkinannya 1:4. Apabila mereka mempunyai tiga anak dan semuanya berambut lurus, apakah ini berarti anak itu adalah hasil dari luar pernikahan? Tentu saja tidak, karna hokum Mendel hanya memberikan proporsi gen saja tetapi tidak menentukan alel apa yang terdapat dalam sel telur atau sel sperma yang kemudian menjadi keturunan tersebut di atas.Apakah hasil dari percobaan diatas mengungkapkan bahwa hukum Mendel tidak tepat? Tentu tidak karna jumlah keturunan manusia tidak terlalu banyak, sehingga faktor kebetulan dapat memegang peranan yang sangat penting. Hasil tersebut diatas akan sangan berlainan apabila kita mengamati sekitas seratus pasangan yang bergenotip seperi contoh diatas sekaligus dan menghitung perbandingan anak-anak yang berambut lurus terhadap anak-anak yang berambut keriting dari keseratus pasangan sekaligus.Misalnya kalau setiap pasangan rata-rata mempunyai anak 4 orang, dan ditemukan 95 orang anak yang berambut lurus,apakah kekurangan 5 orang berambut lurus sudah membuktikan bahwa hokum Mendel tidak tepat? Dalam hal ini analisis statistikmerupaka salah satu alat yang tepat untuk menjawab permasalahan ini.
Dalam suatu percobaan,jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli statistic tingkat kepercayaan itu adalah 5 % yang masih dianggap batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan analisis Chi-squrae. (Nio,tjan kiaw.1990)
Peluang menyangut derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Dalam ilmu fenetika ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hokum peluang. Rasio persilangan Heterozigot dalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara dominant penuh.Jika terjadi persilangan dan hasilnya tidak esuai dengan teori.Kita dapat menguji penyimpangan ini dengan uji Chi-square degan rumus sebagai berikut:

X 2 = ∑ (O.E)2 : E
Dengan:
X2 = Chi Quadrat
O = Nilai pengamatan
E = Nilai harapan
∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai) (Noor.R.R.1996)

Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel. Unjuk menguji hal ini digunakan tes X2 atau disebut juga dengan Chi square. Awalnya tes ini dinamakan test phi ( Æ’ ).Untuk memudahkan mengingatnya dikatakan test X. (Suryo.1984)
Frekuansi gena merupakan pernyataan metematis suatu gena yang tersebar dalam suatu populasi yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu lokus genetik yang memiliki produk gena lebih dari satu atau bersifat alelik,maka frekuensi gena tersebut juga frekuensi alel dari lokus tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gena atau frekuensi alel perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yangt diperiksa.(Sofro.A.S.1992)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Pengunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut.
Metode chi kuadrat adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan denganh hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu.
Peristiwa yang mungkin tejadi adalah peristiwa saling asing yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi bersama-sama.Peristiwa gayut yaitu peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa lain.
Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar mingimpang dari nisbah yang diharapkan,tidak secra betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas. (Kusdianti.L.1986)




ALAT DAN BAHAN
1. Karton yang telah dibentuk seperti lingkaran, untuk perorangan masing-masing 12 merah dan 12 putih.
2. Kantong baju praktikum

CARA KERJA
1. Disiapkan 12 karton merah dan 12 karton putih untuk masing-masing orang.
2. Diambil 6 berwarna merah dan 6 berwarna putih dan dimasukkan ke dalam masing-masing kantong. Kantong diangap sebagai alat kelamin jantan dan betina, sedangkan kancing diumpamakan dengan ganet-gamet, kancing merah ialah gamet yangmemiliki gen R dan bersifat intermediet terhadap kancing putih sebagai alelnya yaitu gen r.
3. Kantong di aduk sampai karton yang berada didalamnya homogen.
4. Diambil satu karton dari sebelah kiri dan satu karton dari sebelah kanan.
5. Dicatat hasilnya, dan diulangi percobaan sampai 10 kali.
6. Dicatat hasil yang diperoleh pada table yang tersedia. Baik hasilo perindividu, kelompok maupun kelas.
7. Dilakukan pengujian X2 nya, untuk setiap hasil yang didapat.


DAFTAR PUSTAKA


Didjosepoetro.1974.Pengantar Genitika. DeptDikBud: Jakarta

Kusdiarti,lilik.1986.Genetika Tumbuhan.UGM Press: Yogyakarta

Nio,Tjan kwiauw.1990.Genetika Dasar.ITB Press: Bandung

Sofro,abdul salam.1992.Keanekaragaman Genetik.Andiofsel:Yogyakarta

Suryo.1984.Genetika.UGM Press: Yogyakarta
»»  continue...

GERAK REFLEKS

Judul : Gerak refleks
Hari/Tanggal : Sabtu 13 Januari 2008
Tujuan :Untuk mempelajari reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh sebagai akibat dari rangsangan.

I.Pendahuluan
Landasan Teori:
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua,Sel neuron dan sel Neoroglia.
Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.
Sel nouron terdiri atas tiga bagian 1) Badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, 2) Dendrit merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan 2) akson, berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
1. Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
2. Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
3. Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
4. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.

Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.(Idel,antoni.2000:210-215)
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada kason tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212)
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf,plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel saraf motorik dan sensorik.
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi yang timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.(Isnaeni,wiwid.2006:61-71)
Bagian otak depan terakhir adalah telensefalon, telah mengalami perubahan sangat besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi, telensefalon lebih dari sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga menerima input dari bulbus olfaktori.
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Terdapat dua macam refleks:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.
2.Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan belajar.
Rangkaian jalus saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, yang terdiri atas lima komponen dasar: (1) reseptor (2)saraf eferen (3) pusat pengintegrasi (4) saraf eferen (5) efektor.
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang akan diteruskan oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih tinggi memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. (Soewolo.1997:241-262)
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan, maka secara refleks katak akan bergerak )Bila cubitan frekuensi kecil0 dan akan kejang (bila cubitan dalam frekuensi keras)

II.Pelaksanaan Praktikum
Alat dan Bahan :
Alat :
1. Papan bedah
2. Kertas
3. Tali/karet
4. Ember
Bahan :
1. Katak
2. Asam cuka

Cara Kerja :
1. Katak normal
Amati reaksi-reaksi beikut pada katak normal
a. Keseimbangan (Balkikkan pada punggungnya)
b. Reaksi terhadap pengangkatan tiba-tiba (Letakkan katak pada papan bedah dang angkat dengan cepat)
c. Putar papan dengan katak diatasnya, amati hasil dan reaksinya
d. Kondisi kelopak mata
e. Kemampuan berenang
f. Cara gerak refleks

2. Hambatan refleks terhadap kiatak normal
a. Ikat dengan tali erat-erat pada masing-masing anggota gerak depan (Ulangi prosedur A)
b. Adakah fungsi yang hilang

3. Katak spinal
a. Rusak cerebrum (Otak kecil) dan medula oblongata dengan cara menusukkan kawat atau jarum pada otak kira-kira sedalam 1-1,25 cm
b. Putarkan kawat atau jarum tersebut untuk merusak susuna saraf pusat
c. Berikan waktu kembali untuk shock
d. Amati reaksi seperti pada percobaan A (Manakah reaksi tersebut yang diatur oleh syaraf)

4. Refleks sederhana
a. Gantungkan katak yang dipakai pada percobaan C melalui rahang bawahnya.
b. Berikan cubitan sedang pada salah satu kakinya dan catat reaksinya
c. Jika sudah tenang, ulangi untuk intensitas yang lebih kuat.
d. Jika reaksinya terjadi pada sebelah badan yang sama disebut homolateral.
Jika bagian yang berlawanan disebut heterolateral.

5. Refleks pertahanan
a. Pergunakan katak pada percobaan B gantung kertas kecil-kecil dengan ukuran 1-2 cm
b. Buang tetesan yang berlebihan, letakkan kertas tesebut pada bagian sentral pada katak.
c. Catat hasilnya
d. Lepaskan kertas tesebut dan celupkan katak kedalam air bersih untuk menghilangkan asamnya
e. Ulangi setelah 5 menit dengan meletakkan kertas pada paha bagian dalam catat hasilnya.


III.Hasil dan pembahasan
A.Hasil
1. Refleks sederhana
a. Katak kembali ke posisi awal
b. Melompat mengikuti arah ayunan papan
c. Melawan arah putaran dengan mata berkedip-kedip
d. Berkedip
e. Berenang dengan baik, kaki belakang mendorong sedang kaki depan mengayuh.
f. Disentuh akan melompat

2. Hambatan refleks pada katak normal
a. Katak kembali ke posisi awal namun agak lama
b. Akan miring bila diangkat tiba-tiba
c. Melompat melawan arah puataran
d. Mata terbuka
e. Berenang agak lambat
f. Disentuh akan melompat

3. Katak Spinal
a. Bisa kembali ke posisi awal namun lemah dan lambat
b. Bila di angkat tiba-tiba akan diam
c. Bila diputar akan diam
d. Mata terbuka dengan bernapas cepat
e. tidak bisa berenang, hanya 1 x kayuh
f. Duberi semtuhan akan diam.

4. Hambatan refleks terhadap kiatak normal
b. Diberi sedikit cubitan maka kaki yang berlawanan bengan rangsangan akan meronta atau bergerak-gerak
c. Diberi cubitan yang lebih kuat maka akan kejang disebelah yang berlawanan.
Hewan disebut heterolateral karna respon dan arah rangsangan diberikan akan berlawanan.

5. Refleks pertahanan
c. Bila diberikan kertas cuka pada bagian sentar badan maka katak akan menggeliat, dan seperti sesak napas, dengan mulut terbuka.
e. Bila diletakkan pada paha bagian dalam maka katak akan diam.

B. Pembahasan
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan. Katak dapat merespon dengan baik. Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang mana saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan respon. Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu (Irritable). Neuron ini segera bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi potensial listrk dapat terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls saraf, mampu melintasi jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain, baik otot maupun kelenjar. (Junqueira,carlos.1995:157)
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
 Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
 Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
 Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
 Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak. .(Idel,antoni.2000:211)
Pada katak normal yang diberikan hambatan maka pergerakan pada katak akan terhambat, hal ini dikarenakan oleh alat gerak katak yang telah dihambat dengan mengikatnya dengan tali pada saat praktikum.
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau jarum pada saat praktikum.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212)
Kerusakan akson inilah yang dialami katak pada saat penusukan bagian saraf otaknya.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak normal, rangsang yang diberikan menghasilkan respon yang normal pula. Namun terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
Sedangkan pada perlakuan 5, saat katak diberikan rangsangan berupa asam cuka yang diletakkan pada bagian sentral tubuh. Katak akan meresponnya dengan bergerak-gerak, dan seperti sangat sulit bernapas dengan mulut yang tebuka seolah ingin mengambil oksigen.Hal ini disebabkan oleh karna katak bernapas dengan bantuan kulitnya, sehingga asam cuka yang dilekatkan pada kulit katak menghambat pemerolehan oksigen untuk pernapasan.
Menurut Idel, antoni (2000) Katak dewasa bernapas dengan menggunakan tiga organ pernapasan, yaitu permukaan kulit tubuhnya, permukaan rongga mulut dan paru-paru. Itulah sebabnya mengapa pada saat asam cuka diletakkan pada bagian paha dalam, katak tidak memeberikan respon, karna pada kulit di bagian dalam paha tibak termasuk organ pernapasannya.
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan maka katak akan melakukan gerak refles yang berlawanan dengan arah rangsangan (HETEROLATERAL). Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Pada saat diberikan cubitan frekuensi kecil, kaki katak akan bergerak-gerak seperti meronta. Namun apabila cubitan dengan frekuensi kuat maka kaki katak akan mengejang.Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrata.

IV.Penutup
Kesimpulan :

1. Katak normal menunjukkan reaksi yang normal tehadap semua perlakuan atau rangsangan.
2. Terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
3. Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan maka katak akan melakukan gerak refles yang berlawanan dengan arah rangsangan (HETEROLATERAL).
4. Saat katak diberikan rangsangan berupa asam cuka yang diletakkan pada bagian sentral tubuh. Katak akan meresponnya dengan bergerak-gerak, dan seperti sangat sulit bernapas. Hal ini disebabkan oleh karna katak bernapas dengan bantuan kulitnya, sehingga asam cuka yang dilekatkan pada kulit katak menghambat pemerolehan oksigen untuk pernapasan.

Jawaban Pertanyaan:

1. Kedudukan Refleks:

a. Keseimbangan terletak pada
b. Mengangkan terletak pada
c. Memutar papan terletak pada
d. Sikap badan terletak pada
e. Gerak spontan terletak pada
f. Berenang terletak pada

2. Dapat, katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon. Jadi dapat dikatakan bahwa selain dari pada otak, jantung katak juga dapat merespon rangsangan.

DAFTAR PUSTAKA

Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta
Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Kanisius:Yogyakarta

Junqueira,carlos.L.Histologi Dasar. ECG:Jakarta

Soewolo,dkk.1994.Fisiologi Hewan. UT : Jakarta


Wulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung
»»  continue...

REPRODUKSI IKAN

Judul :Reproduksi Ikan
Hari/Tanggal :1 Desember 2007
Tujuan :Mengetahui tahap-tahap reproduksi ikan dan prilaku kawin
Mengetahui tahap-tahap reproduksi ikan saat bertelur dan perilakunya.


I.Pendahuluan
Landasan Teori
Ikan mas (Cyprinus carpio) menurut sejarahnya berasal dari daratan Cina dan Rusia. Ikan mas mempunyai bentuj badan agak memanjang pipih kesamping (Commpresed). Mulut (bibir) berada diujung tengah (Terminal, dapat disembulkan , lunak (elastis). Memiliki kumis (Barbel) 2 pasang (empat buah), kadang-kadang mempunyai sungut 1 pasang (radimentir). (santoso 1992:14). Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) berukuran relative panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir yaitu sirip ketigadan keempat, bergerigi. Letak permukaan sirip punggung berseberangan bengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) yang terakhir bergerigi. Linea lateralis, (girat sisi) terletak dipertengahan tubuh, melintang dari tutup insang ke ujung sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Pharynreal teeth (gigi kerongkongan) terdiridari 3 bagian yang berbentuk gigi geraham.(Suseno.1998)
Didaerah subtropis ikan mas mencapai tingkat kedewasaan (matang kelamin atau matang gonada atau matang telur) pada umur 2-5 tahun dan panjang tubuhnya berkisar antara 25-40 cm. Ikan mas jantan mencapai dewasa kelamin berkisar pada umur 2-3 tahun atau panjang tubuhnya berkisar antara 25-30cm. Sedangkan ikan mas betina mencapai matang kelamin pada umur 4-5 tahun atau panjang tubuhnya mencapai 30-40cm. Diwilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan pada usia muda, yaitu sekitar umur 1-2 tahun.
Proses kematangan kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperature lingkungan. Tetapi perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daereah tropis relative lebih cepat dibandingkan dengan dikawasan subtropis.
Pembentukan kuning telur didaerah subtropishampir terhenti selama musin dingin. Demikian pula, larva dan benih ikan mas yang menetas padalingkungan dingin cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil.
Telur ikan mas yang terbuahi memiliki sifat menempel (adhesive) dan menggantung (sticky) pada permukaan substrad. Telur yang tidak melekatdan menempel pada substrad akan tenggelam dan tidak lama kemudian membusuk dan mati.
Fertilisasi terjadi apabila sel-sel telur segera terbuahi oleh sel sperma. Didalam air sel sperma bergerak aktif dan masuk membuahi telur melalui lubang kecil pada chorion.
Telur yang terbuahi (fertil) akan menyerap air sehingga ukurannya membesar atau menggembung (swell) dan sel-selnya mulai melakukan pembelahan secara mitosis. Proses yang dinamakan embryogenesis ini berlangsung selama puluhan jam dan kemudian telur menjadi larva.
Fekunditas ikan mas berkisar antara 100-200 per gram berat badan. Setiap kilogram induk betina ikan mas yang berpinjah mampu menmghasilkan telur sebanyak 100.000-200.000 butir. Dengan demikian induk betinanya ukuran sedang yang dipijahkan mampu mengeluarkan telur sebanyak 200.000-300.000 butir.
Diameter telur ikan mas dalam keadaan kering (normal) adalah 1mm-1,5mm beratnya adalah 0,0010-0,0014 gr/butir. Sedangkan diameter telur ikan mas dalam keadaan menggembung atau membengkak 1,5mm-2,5mm beratnya setelah dibuahi mencapai 0,0033gr-0.01a25 gr/butir.
Larva ikan mas diberi cadangan makanan seperti kuning telur (yolk) yang menggantung dibawah permukaan perut. Makanan ini merupakan sumber energi sebelum organ pencernaan larva berkembang dan mampu menalan makanan yang diperoleh dari media atau sekitar habitatnya. Makanancadangan ini cukup untuk kebutuhan energi dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva selama 3-4 hari.
Macam makanan dapat ditelan pada umur 5 hari adalah organisme renik berupa plankton. Larva ikan mas memakan plankton nabati yang berukuran 100-300 mikron. Pada umur 5 hari tersebut ukuran larva mencapai 6mm – 7 mm. Pada umur 1 bulan , ukuran normal larva mencapai 25mm-30mm dan ukuran organisme yang bisa ditelan berkisar antara 0,5mm-2,0mm.
Sekalipun ikan mas menyukai makanan alami berupa plankton namun kebiasaan ini berubah secara berangsur-angsur seirama dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Ikan mas dikenal sebagai hewan air pemakan segala (ombnivora). Ikan mas dewasa relative rakus menelan semua jenis makanan alami ataupun pakan buatan.(Santoso,budi 1992.

II.Pelaksanaan Praktikum

Alat dan Bahan
Beberapa buku tentang sistem reproduksi ikan mas yang relefan.

C.Cara Kerja
Studi literatur.


III.Hasil dan pembahasan

Karena praktikum yang seharusnya dilakukan gagal. Maka dilakukan studi literatur sebagai perbandingan praktikum. Pada praktikum dengan judul reproduksi ikan mas ini, ikan dibeli pada tanggal 1 desember dan mati pada tanggal 6 Desember.
Seleksi induk ikan mas dilakukan untuk memilih tingkat kematangan gonoda setipa kelamin dan fenkunditas atau kemampuan menghasilkan telur. Dengan kata lain , seleksi induk ikan adalah memilih induk ikan yang unggul dan telah siap untuk dipijahkan.
Beberapa hal yang digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan seleksi adalah ukuran berat ikan, umur ikan, dan tingkat kematanagankelaminnya (gonada). Sekalipun ikan mas di daerah topis cenderung cepatmatang gonadanya, tetapi umur yang ideal yang layak dan produktif untuk dipijahkan adalah berkisar umur 2-4 tahun. Pada musim hijan induk ikan mas yang umurnya kurang dari 1 tahun sudah dapat dipijahkan, tetapi pada musim kemarau, induk-induk tersebut sebaiknya dirawat intensif dalam kolam induk.(Arman.A.1994)
Ciri-ciri induk yang baik dapat dilihat berdasarkan perbedaan fenotif ataupun genotif. Induk ikan mas yang baik memiliki bantuk tubuh sital (betina) dan kekar (jantan), pangkal ekor lebar dan kuat, sisik besar dan tubuh teratur, warna cerah, kepala lancip dan lebih kecil dari lebartubuh sedangkan perut melebar dan punggung jantan menjulang tinggi.
Induk ikan mas jantan dan betna dapat diseleksi menurut perbedaan kelamin sekunder. Pada umumnya induk ikan mas betina yang telah matangkelamin memiliki cirri-ciri yang mudah dibedakan dengan induk jantan ataupuninduk betina yang belum siap berpijah. Secara umum , cirri-ciri induk ikan mas betina matang kelamin adalah:
a. Badan (tunuh) sintal dan bulat
b. Perut lembek dan tampak dari ujung posterial sampai lubang kelamin
c. Alat kelamin bundar, membengkak menonjol, berwarna kemerahan dan bagiantepinya berkerut mirip punggung ulat
d. Lubang anus membesar dan memerah
e. Beberapa induk ikan mas yang hidup di perairan alami memiliki perutberwarna kererahan
f. Sebagian besar ikan mas cenderung berwarna pucat, terutama proses ovulasi.
Ikan mas jantan memiliki sifat lebih cepat matang kelamin. Tubuhnya yang relatif ramping memungkinkan ikan pejantan bergerak lebih cepat dan agresif. Secara umum cirri-ciri induk ikan mas jantan matang kalamin adalah:
1. Permukaan punggung dan sirip dada agak kasar
2. Diperairan alami ikan mas dewasa mampu mengeluarkan suara ketika diambil dari perairan
3. Apabila permukaan perut dekat lubang kelamin ditekan (diiurut) akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih
4. Alat kelamin relatif kecil seolah-olah menyatu dengan lubang anus.
5. Badan langsing.

Puncak kematangan gonada adalah ovulasi. Sekalipun preses ini memerlukan rangsangan eksternal dan internal, tetapi tidak dapat dihentikan atau dihambat oleh rangsangan serupa.
Dalam penijahan ikan ecara konversional, proses ovulasi dan pemijahan berlangsung secara alami. Sedangkan sistem terapan dibiarkan berovulasi dan berpijah sendiri ataupun dipaksa dengan melakukan striping buatan.
Untuk memudahkan striping biasanya ikan dibius terlebih dahulu. Ada 3 cara pelaksanaan striping yaitu
1) Ikan direbahkan diatas mejaberalas busa karet lalu diurut (distriping) bagian perutnya.
2) Dilakukan egan pemijitan bagian ovari
3) Telur atau sperma dsedot dengan alat khusus.



Klasifikasi
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidae
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio

Perbedaan antara ikan jantan dan ikan betina menurut Santoso (1993)
Jantan:
- Badan tampak ramping
- Geraknya lincah dan gesit
- Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan putih

Betina:
- Badan terutama bagian perut membesar dan lembek
- Gerakan lamban, berkesan malas bergerak
- Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan kuning
- Pada malam hari biasanya meloncat-loncat.

Ikan mas (Cyprinus carpio) menurut sejarahnya berasal dari daratan Cina dan Rusia. Ikan mas mempunyai bentuj badan agak memanjang pipih kesamping (Commpresed). Mulut (bibir) berada diujung tengah (Terminal, dapat disembulkan , lunak (elastis). Memiliki kumis (Barbel) 2 pasang (empat buah), kadang-kadang mempunyai sungut 1 pasang (radimentir). (santoso 1992:14). Selain itu, tubuh ikan mas jugadilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) berukuran relatifpanjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir yaitu sirip ketigadan keempat, bergerigi. Letak permukaan sirip punggung berseberangan bengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) yang terakhir bergerigi. Linea lateralis, (girat sisi) terletak dipertengahan tubuh, melintang dari tutup insang ke ujung sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Pharynreal teeth (gigi kerongkongan) terdiridari 3 bagian yang berbentuk gigi geraham.(Suseno.1998)
Didaerah subtropis ikan mas mencapai tingkat kedewasaan (matang kelamin atau matang gonada atau matang telur) pada umur 2-5 tahun dan panjang tubuhnya berkisar antara 25-40 cm. Ikan mas jantan mencapai dewasa kelamin berkisar pada umur 2-3 tahun atau panjang tubuhnya berkisar antara 25-30cm. Sedangkan ikan mas betina mencapai matang kelamin pada umur 4-5 tahun atau panjang tubuhnya mencapai 30-40cm. Diwilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan pada usia muda, yaitu sekitar umur 1-2 tahun.
Proses kematangan kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperature lingkungan. Tetapi perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daereah tropis relative lebih cepat dibandingkan dengan dikawasan subtropis.
Pembentukan kuning telur didaerah subtropishampir terhenti selama musin dingin. Demikian pula, larva dan benih ikan mas yang menetas padalingkungan dingin cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil.
Telur ikan mas yang terbuahi memiliki sifat menempel (adhesive) dan menggantung (sticky) pada permukaan substrad. Telur yang tidak melekatdan menempel pada substrad akan tenggelam dan tidak lama kemudian membusuk dan mati.
Fertilisasi terjadi apabila sel-sel telur segera terbuahi oleh sel sperma. Didalam air sel sperma bergerak aktif dan masuk membuahi telur melalui lubang kecil pada chorion.
Telur yang terbuahi (fertil) akan menyerap air sehingga ukurannya membesar atau menggembung (swell) dan sel-selnya mulai melakukan pembelahan secara mitosis. Proses yang dinamakan embryogenesis ini berlangsung selama puluhan jam dan kemudian telur menjadi larva.
Fekunditas ikan mas berkisar antara 100-200 per gram berat badan. Setiap kilogram induk betina ikan mas yang berpinjah mampu menmghasilkan telur sebanyak 100.000-200.000 butir. Dengan demikian induk betinanya ukuran sedang yang dipijahkan mampu mengeluarkan telur sebanyak 200.000-300.000 butir.
Diameter tekur ikan mas dalam keadaan kering (normal) adalah 1mm-1,5mm beratnya adalah 0,0010-0,0014 gr/butir. Sedangkan diameter telur ikan mas dalam keadaan menggembung atau membengkak 1,5mm-2,5mm beratnya setelah dibuahi mencapai 0,0033gr-0.01a25 gr/butir.
Larva ikan mas diberi cadangan makanan seperti kuning telur (yolk) yang menggantung dibawah permukaan perut. Makanan ini merupakan sumber energi sebelum organ pencernaan larva berkembang dan mampu menalan makanan yang diperoleh dari media atau sekitar habitatnya. Makanan cadangan ini cukup untuk kebutuhan energi dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva selama 3-4 hari.
Macam makanan dapat ditelan pada umur 5 hari adalah organisme renik berupa plankton. Larva ikan mas memakan plankton nabati yang berukuran 100-300 mikron. Pada umur 5 hari tersebut ukuran larva mencapai 6mm – 7 mm. Pada umur 1 bulan , ukuran normal larva mencapai 25mm-30mm dan ukuran organisme yang bisa ditelan berkisar antara 0,5mm-2,0mm.
Sekalipun ikan mas menyukai makanan alami berupa plankton namun kebiasaan ini berubah secara berangsur-angsur seirama dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Ikan mas dikenal sebagai hewan air pemakan segala (ombnivora). Ikan mas dewasa relative rakus menelan semua jenis makanan alami ataupun pakan buatan.(Santoso,budi 1992. )

IV.Penutup
Kesimpulan :
1. Ikan mas kawin pada malam hari, dengan perlakuan jantan yang agresif kepada ikan betina
2. Tahapan reproduksi ikan mas:
TelurlarvaBenihputihanSelondangInduk
3. Ikan mas betina akan menuju kepermukaan untuk bertelur

4. Perbedaan antara ikan jantan dan ikan betina menurut
Jantan:
Badan tampak ramping
Geraknya lincah dan gesit
Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan putih

Betina:
Badan terutama bagian perut membesar dan lembek
Gerakan lamban, berkesan malas bergerak
Jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan kuning
Pada malam hari biasanya meloncat-loncat.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso,budi.1993.Petunjuk Praktis Ikan Mas. Kanisius : Yogyakarta

Sumanta dinata.1981. Pengembangbiakan ikan di Indonesia.Sastra Budaya: Bogor

Arman,agusta.1994. Budidaya ikan Air tawar.Kashiko Press: Jakarta
»»  continue...

INDRA PENGECAP

Judul : Indera Pengecap (Alat Indera)
Hari/Tanggal :1 November 2007
Tujuan : 1. Untuk mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia.
2.Untuk mengetahui variasi waktu sensasi pada reseptor pengecap.

I.Pendahuluan
Landasan Teori
Panca indera adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melanyaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indera menuju otak, dimana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan dan penciuman juga pendengaran.
Dalam segala hal serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir, khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu dimana setiap organ berhubungan.
Nampaknya seolah-olah kita mengecap dengan ujung syaraf pada lidah, mendengar dengan saraf dalam telinga dan seterusnya, tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai semua perasaan itu.
Pada hakikatnya indera pengecap mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrisik lidah melakukan semua gerakan khusus sementara otot ekstrisik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan pada langit-langit dan gigi dan akhirnya mendorong ke faring.
Lidah terletak pada dasar mulut sementara pembuluh darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Sementara dorsum merupakan permukaan melengkungpada bagian atas lidah. Bila lidah digulungkan ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguale, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lendir membran mukosa ludah selalu lembab dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jerus.(Parce.E.G.2005)
Agar suatu zat tersakan zat tersebut harus larut dalam kelembaban mulut. Hanya bila ada dalam larutan zat itu baru dapat menstimulasikan rasa. Dapat dibedakan empat tancup rasa secara morfologis. Kebanyakan terletak di terletak dipermukaan lidah walaupun beberapa ditemukan di langit-langit lunak.(Kimball.WJ.1992)
Pada lidah terdapat kemoreseptor yang merespon rasa asin, manis, asam dan pahit. Kmoreseptor ini berfungsi untuk menangkap rangsangan yang bersifat senyawa kimia yang larut dalam air.
Bagian-bagian lidah terdapat putting kemoreseptor adalah:
a. Bagian tepi depan merasakan manis
b. Bagian belakang merasakan pahit
c. Bagian samping merasakan asam
d. Bagian depan merasakan asin. (Idel.A.200)

II.Pelaksanaan Praktikum
Alat dan Bahan
A.Alat
1. Stopwatch
2. Kertas tisu
3.Lidah Praktikan

B.Bahan
1. Gula
2. Jeruk nipis
3. Garam
4. Obat
5. Permen
6. Air

C.Cara Kerja
a. Digunakan lidah yang paling tegas/tajam terhadap masing-masing bahan
b. Dibersihkan lidah dengan tisu.
c. Dioleskan/diletakkan bahan keberbagai tempat dipermukaan lidah dan ditandai lidah yang merasakannnya
d. Dengan memberi tanda
e. (++++)Paling Terasa
(+++) Terasa
(++) Kurang Terasa
(+) Tidak Terasa

III.Hasil dan pembahasan

A.Hasil
1.Data Kelompok
Tabel 1 Menentukan daerah tegas/tajam terhadap masing-masing bahan.
No Bahan Ujung Lidah Tepi Lidah Depan Tepi lidah Belakang Pangkal Lidah
1 Gula ++++ ++ + ++
2 Garam + ++++ + +
3 Jeruk Nipis ++ ++ ++++ +++
4 Obat + ++ +++ ++++
5 Rimbang + ++ +++ ++++
6 Kopi + ++ +++ ++++
7 Sawo mengkal + +++ ++ +++



Tabel 2 Mengenal waktu pada reseptor pengecap
No Bahan Waktu
Lidah Basah Lidah kering
1 Gula 7,64 detik 15,31 detik
2 Garam 6,81 detik 30,20 detik
3 Jeruk Nipis 4,35 detik 15,01 detik
4 Obat 11,61 detik 26,01 detik
5 Rimbang 1,00 detik 32,63 detik
6 Kopi 6,97 detik 14,18 detik
7 Sawo Mengkal 12,11 detik 28,16 detik
Rata-rata 7,21 detik 23,07 detik

B.Pembahasan
Pada hasil praktikum diatas yaitu pada data kelompok didapat bahwa pada sample gula lidah yang paling merasakan adalah pada ujung lidah, hal ini dikarenakan pada ujung lidah terdapat papilla-papila pengecap kuat rasa manis. Pada garam yang paling kuar merasakan adalah pada bagian tepi depan lidah, hal ini dikarenakan pada tepi lidah memiliki papilla pengecap yang kuat terhadap rasa asin. Pada jeruk nipis yang paling merasakan adalah tepi lidah belakang dan pangkal lidah hal ini dikarenakan kedua reseptor tersebut merespon rasa asam pada jeruk nipis yang merupakan kombinasi dari rasa manis dan pahit. Pada obat, kopi, sawo mengkal dan rimbang, reseptor yang paling peka adalah pada pangkal lidah, hal ini dikarenakan obat, kopi, sawo mengkal dan rimbang yang memiliki rasa pahit yang berhubungan dengan reseptor pada pangkal lidah.
Pada data waktu sensasi reseptor pengecap dapat dikatakan bahwa keadaan lidah lembab lebih cepat merasakan reseptor dari pada keadaan kering. Hal ini dikarenakan bila terdapat kelembaban pada lidah maka reseptor akan lebih cepat larut, bereaksi dan menimbulkan rasa.
Sebagai mana dikatakan dalam literatur Selaput lendir membran mukosa ludah selalu lembab dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jerus.(Parce.E.G.2005)
Pada data kelas, umumnya gula dan permen dirasakan pada ujung lidah, hal ini dikarenakan oleh ujung lidah terdapat papilla-papila pengecap kuat rasa manis Sedangkan pada garam rasa yang kuat umumnya adalah pada tepi lidah depan hal ini dikarenakan adanya papilla pengecap yang sensitive terhadap rasa asin pada tepi lidah depan. Ketidak homogenan hasil praktikum dikarenakan oleh kelelaian praktikan. Pada obat, data homogen didapat bahwa lebih kuat dirasakan pada pangkal lidah, hal ini dikarenakan pada pangkal lidh didapat papilla kuat rasa pahit. Sedangkan pada sample jeruk nipis, umumnya terasa pada tepi lidah depan dan tepi lidah belakang karna sensasi jeruk nipis adalah kombinasi rasa pahit dan manis.
Dalam segala hal serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir, khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu dimana setiap organ berhubungan.
Nampaknya seolah-olah kita mengecap dengan ujung syaraf pada lidah, mendengar dengan syaraf dalam telinga dan seterusnya, tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai semua perasaan itu.
Pada hakikatnya indera pengecap mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrisik lidah melakukan semua gerakan khusus sementara otot ekstrisik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan pada langit-langit dan gigi dan akhirnya mendorong ke faring.
Lidah terletak pada dasar mulut sementara pembuluh darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Sementara dorsum merupakan permukaan melengkungpada bagian atas lidah. Bila lidah digulungkan ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguale, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lendir membran mukosa ludah selalu lembab dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jerus.(Parce.E.G.2005)
Agar suatu zat tersakan zat tersebut harus larut dalam kelembaban mulut. Hanya bila ada dalam larutan zat itu baru dapat menstimulasikan rasa. Dapat dibedakan empat tancup rasa secara morfologis. Kebanyakan terletak di terletak dipermukaan lidah walaupun beberapa ditemukan di langit-langit lunak.(Kimball.WJ.1992)
Pada lidah terdapat kemoreseptor yang merespon rasa asin, manis, asam dan pahit. Kmoreseptor ini berfungsi untuk menangkap rangsangan yang bersifat senyawa kimia yang larut dalam air.
Bagian-bagian lidah terdapat putting kemoreseptor adalah:
e. Bagian tepi depan merasakan manis
f. Bagian belakang merasakan pahit
g. Bagian samping merasakan asam
h. Bagian depan merasakan asin. (Idel.A.200)
IV.Penutup
A.Jawaban Pertanyaan

1. Gambarkan permukaan lidah beserta keterangannya!
2. Berdasarkan pengamatan pada percobaan 2. Yang manakan yang lebih peka antara lidah lembab dan kering? Beri alasan
3. Bagai mana kepekaan pangkal lidah terhadap rasa manis,asim dan asam?
4. Mengpa permukaan lidah memiliki kepekaan terhadap rasa?

Jawab:
1. Gambar:

Keterangan:
a. Uvula
b. Pelatum Keras
c. Pelatum lunak
d. Papila Fungiformis
e. Papila filiformis
f. Kuncup rasa asin
g. Kuncup rasa manis
h. Kuncup rasa Pahit
i. Kuncup rasa asam

2. Yang lebih peka terhadp rasa adalah keadaan lidah yang lembab karena keedaan lembab dapat mempercepat reaksi kimia yang terjadi. Atau dapat membantu mempercepat larutnya zat kimia hingga menjadi kemoreseptor rasa pada indera pengecap.
3. Rasa manis lebih peka dirasakan pada ujung lidah, hal ini dikarenakan pada ujung lidah terdapat papilla pengecar rasa manis yang kuat.
Rasa asin terletak pada tepi depan lidah, hal ini dikarenakan pada tepidepan lidah mengandung papil pengecar rasa asin yang kuat.
Rasa asam dapat dirasakan padaUjung belakang lidah karena papil pemgecapnya lebih kuat merasakan rasa asam pada bagian tersebut.
4. Perukaan lidah memiliki kepekaan terhadp rasa karena memiliki papilla pengecap sebagai indera untuk kemoreseptor zat-zat yang masuk kedalam mulut.

B.Kesimpulan

1. Bagian-bagian lidah terdapat puting kemoreseptor adalah:
i. Bagian tepi depan merasakan manis
j. Bagian belakang merasakan pahit
k. Bagian samping merasakan asam
l. Bagian depan merasakan asin. (Idel.A.200)

2. Lidah yang lembab lebih cepat merasakan sensasi rasa bila dibandingkan dengan lidah kering karena kelembaban pada lidah dapat mempercepat pelarutan reseptor kimia. Selaput lendir membran mukosa ludah selalu lembab dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jerus.


DAFTAR PUSTAKA

Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta

Kimball.W.J.1991. Biologi Umum 2. Erlangga: Jakarta

Pearce,evelyn.2005.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Gramedia Press: Jakarta
»»  continue...

MENENTUKAN LOKUS TUMBUH PADA TUMBUHAN

I.PENDAHULUAN
TUJUAN:
1. Menentukan letak daerah perpanjangan sel pada akar.
2. Menentukan letak daerah perpanjangan sel pada tunas.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM:
HARI :Rabu
TANGAL :24 Oktober 2007
TEMPAT :Lab.Dasar UNJA lantai II
LANDASAN TEORI

Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam ukuran yang bersifat irreversible. Karna bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja dalm voume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya proto plasma, dan tinggkat kerumitan.Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel.
Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apical dari tunas akar.Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan cambium.
Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga.
(Fahn.A.1992 Hal :1)
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species.Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi,hormone dan substansi pertumbuhan lainnya,serta lingkungan yang mendukung.
Secara empiris,pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan (internal dan eksternal).
Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel.Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik.Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai factor eksternal (lingkungan) dan factor internal (genetic) Dikelompokkan sebagai berikut:

Faktor Eksternal :
1.Iklim:Cahaya,temperature,air,panjang hari,angina dan gas.

2.Edafatik (tanah):tekstur,struktur,bahan organic,dan kapasitas pertukaran kation.

3.Biologis:Gulma,serangga,organisme penyebab penyakit,nematode,macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme tanah.

Faktor internal:
1.Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan biologis.
2.Laju fotosintesis.
3.Respirasi
4.Klorofil,karotein, dan kandungan pigmen lainnya.
5.Pembagian hasil asimilasi N.
6.Tipe dan letak merisitem.
7.Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
8.Aktivitas enzim.
9.Pengaruh langsung gen ( Heterosis,epistasi ).
10.Differensiasi.
Alometri dari pertumbuhan ujung dan pertumbuhan akar, biasanya sebagai rasio pucuk akar,yang mempunyai kepentingan fisiologis,karena dapat menggambarkansalah satu tipe toleransi terhadap kekeringan.Kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan ujung dan akar,mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan ujung. Pertumbuhan ujung lebih di galakkan apabila tersedia N dan banyak air. Pertumbuhan akar akan lebih digalakkan apabila factor N dan air ini terbatas.Akar adalah yang pertama mencapai air, n dan factor-faktor lainnya. Pucuk adalah yang pertama mencapai cahaya,co2 dan factor iklim.
Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman atau terhadap komunitas tanaman. Analisis pertumbuhan sebatang tanaman umumnya dilakukan pada tahap awal, meliputi hal-hal berikut ;
1. Laju pertumbuhan relative mutlak.
2. Laju satuan daun atau luju asimilasi bersih.
3. Rasio luas daun.
4. Luas daun khusus .
5. Berat daun khusus dan alometri dalam pertumbuhan.

Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang merisitem ujung,sedang lebar yang lebih dari pada perbesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari merisitem lateral atau pembentukan cambium, yang memulai pertumbuahan sekunder dari merisitem cambium. Pertumbuhan panjang dan lingkaran akar pada pucuk. Walau demikian pertumbuhan lateral tidak analog, karma percabangan akar mincul dari lingkaran tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau jaringan yang berdifferensiasi, suatu morfogenesis yang jeles berbeda dari percabangan pada pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribisi akar:
1. Genotip
2. Persaingan tanaman.
3. Penghilangan daun.
4. Atmosfer tanah.
5. pH tanah
6. Temperatur tanah.
7. Kesuburan tanah.
8. Air.
9. Daya mekanik dan fisik

(P.Garner,Franklin.1991 Hal:247-355)

Pertumbuhan tanaman di tunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik.Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma,yang tejadi karma baik ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antar voleme dan luas permukaan. Proses-proses pembelahan sel menentukan dasar untuk pertumbuhan akan tetapi pembelahan sel adalah proses-proses yang diatur secara biokimia, dan tidaklah perlu selalu diatur langsung oleh hubungan antara volume dan luas permukaannya.
(Harjadi,Sri Setyati.1979 Hal: 91)

Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder adalah untuk meningkatkan diameter sumbu.
Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya besal dari benang-benangmerisitem dalam jaringan prokambium atau jaringan perenkimatisyang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele.
(Heddy,Suasono.1987 Hal:75-86)

II.CARA KERJA
ALAT DAN BAHAN
BAHAN:
1.Akuades
2.Tinta cina
ALAT:
1.Kertas saring.
2.Kertas millimeter.
3.Lempeng Kaca.
4.Gelas Piala 600 ml.
5.Cawan Petri,
6.KAret gelang.
7.Penggaris.

CARA KERJA:
A.PERCOBAAN DAERAH TUMBUH PADA AKAR
1. Lempeng kaca yang telah di balut kertas saring dan di basahi dengan akuadest disiapkan .
2. Disiapkan gelas piala yang didalamnya telah diisi dengan kapas yang basah.
3. Memilih 3 kecambah yang berakar lurus dan panjangnya minimal 2 cm.
4. Memberi tanda 1 mm tiap interval,dimulai dari ujung akar.
5. Sebagai control 3 kecambah lain di beri tanda I garis pada 10 mm dari ujung akar.
6. Kecambah yang telah diberi tanda di letakkan pada lempeng kaca yang telah dibasahi.
7. Masukkan kedalam gelas piala yang sudah di siapkan.
8. Setelah 48 jam, ukur jarak interval pada masing-masing akar yang ditandai. Menentukuan panjang rata-rata dari interval 0-9. Ukur pula panjang tanaman control.
9. Buat grafik yang menyatakan hubungan panjang rata-rata dengan nomor interval.

B.PERCOBAAN DAERAH TUMBUH PADA BATANG
1. Menyiapkan pot berisi 5 kecambah, yang telah ditumbuhkan ditempat gelap selama 5 hari
2. Memberi tanda pada epikotil dengan tinta,panjang tiap interval 2 mm . Tiap kecambah beri tanda 10 garis.
3. Membuat 5 buah sebagai control,beri garis tunggal yaitu 20 mm dari ujung batang.
4. Dipelihara di tempat gelap.
5. Setelah 48 jam jarak intervalnya di ukur. Begitu juga dengan kontrolnya.Kemudian buat grafik hubungan antara panjang rata-rata tiap interval dan nomor interval.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
PERTUMBUHAN AKAR
1.Parlakuan pada akar
No.Interval Panjang interval Panjang rata-rata tiap interval
Tanaman Ke
1 2 3
1 1 mm 1 mm 1 mm 1 mm
2 1 mm 1 mm 1 mm 1 mm
3 1 mm 1 mm 1 mm 1 mm
4 1 mm 3 mm 1 mm 1,6 mm
5 1 mm 2 mm 5 mm 2,6 mm
6 4 mm 3 mm 7 mm 4,6 mm
7 3 mm 3 mm 4 mm 2,5 mm
8 6 mm 4 mm 5 mm 5 mm
9 8 mm 7 mm 6 mm 7 mm


2.Kontrol
Tunbuhan Ke Panjang Awal Panjang Akhir
1 2,4 cm 2,6 cm
2 5,5 cm 5,6 cm
3 5,1 cm 5,2 cm


Panjang Rata-rata akar : 8,76 mm
Panjang rata-rata control : 4,46 mm


PERTUMBUHAN TUNAS BATANG
1.Perlakuan Pada Tunas Batang
No.Interval Panjang Interval (mm)
Tanaman ke Panjang rata-rata interval
1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 1 1 1 1,4
3 2 2 1 1 1 1,4
4 2 2 1 1 1 1,4
5 2 2 1 1 2 1,6
6 2 2 1 1 2 1,6
7 3 3 1 1 2 2
8 3 1 1 1 2 1,6
9 3 3 1 1 3 2,2
10 3 3 1 1 3 2,2
11 3 4 1 1 3 3
12 3 2 1 1 3 2
13 5 1 1 1 3 2,2
14 1 1,3 1 1 6 2,06
15 1 100 1 1 7 22
16 1 3 1 1 8 2,6
17 2 2 1 1 6 2,4
18 1 1 1 1 5 1,8
19 5 2 890 700 3 320




2.Kontrol
Tunbuhan Ke Panjang Awal Panjang Akhir
1 2,2 cm 15,5 cm
2 3,1 cm 12 cm
3 4,2 cm 13,7 cm
4 4,2 cm 12,3 cm
5 3,6 cm 13,6 cm


Panjang rata-rata tunas batang :74,892 cm
Panjang rata-rata control : 13,42cm


B.PEMBAHASAN
Dari data hasil praktikum diatas dapat kita ketahui bahwa,pada pertumbuhan pucuk dan akar mengalami pertambahan panjang, baik pada control maupun pada perlakuannya. Umumnya yang mengalami pertumbuhan panjang adalan tumbuhan yang berda pada garis mimimeter pada ujung akhir,Hal ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa pertambahan panjang dan pembelan sel umumnya rerjadi pada sel yang muda yang berada pada ujung organ tumbuhan. Karna pada ujung organlah umumnya sel-sel muda yang aktif membelah dapat di temukan.
Dalam praktikum didapat hasil, rata-rata pertumbuhan dan pertambahan panjang yang paling besar pada percobaan “Pertumbuhan Akar” adalah pada millimeter ke 9 (sembilan ) atau millimeter terakhir, yang disebabkan karena masih banyaknya sel-sel yang aktif membelah pada millimeter tebsebut. Namun pada control didapat hasil bahwa daerah yang mengalami pertambahan panjang paling banyak adalah pada tanaman nomor uji 1. Hal ini dapat disebakan karma factor-faktor eksternal maupun internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan akar.
Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai factor eksternal (lingkungan) dan factor internal (genetic) Dikelompokkan sebagai berikut:

Faktor Eksternal :
1.Iklim:Cahaya,temperature,air,panjang hari,angina dan gas.

2.Edafatik (tanah):tekstur,struktur,bahan organic,dan kapasitas pertukaran kation.

3.Biologis:Gulma,serangga,organisme penyebab penyakit,nematode,macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme tanah.

Faktor internal:
1.Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan biologis.
2.Laju fotosintesis.
3.Respirasi
4.Klorofil,karotein, dan kandungan pigmen lainnya.
5.Pembagian hasil asimilasi N.
6.Tipe dan letak merisitem.
7.Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
8.Aktivitas enzim.
9.Pengaruh langsung gen ( Heterosis,epistasi ).
10.Differensiasi.

Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang merisitem ujung,sedang lebar yang lebih dari pada perbesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari merisitem lateral atau pembentukan cambium, yang memulai pertumbuahan sekunder dari merisitem cambium. Pertumbuhan panjang dan lingkaran akar pada pucuk. Walau demikian pertumbuhan lateral tidak analog, karma percabangan akar mincul dari lingkaran tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau jaringan yang berdifferensiasi, suatu morfogenesis yang jeles berbeda dari percabangan pada pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribisi akar:
• Genotip
• Persaingan tanaman.
• Penghilangan daun.
• Atmosfer tanah.
• pH tanah
• Temperatur tanah.
• Kesuburan tanah.
• Air.
• Daya mekanik dan fisik

(P.Garner,Franklin.1991 Hal:247-355)

Pada pertumbuhan pucuk, Pertambahan panjang yang paling banyak umumnya terjadi pada millimeter ke 19 dengan indeks rata-rat pertambahan panjang 320mm atau 3,2 Cm. Hal ini disabakan karena pertambahan panjang dan pembelan sel umumnya rerjadi pada sel yang muda yang berada pada ujung organ tumbuhan. Karna pada ujung organlah umumnya sel-sel muda yang aktif membelah dapat di temukan. Namun pada control didapat hasil bahwa daerah yang mengalami pertambahan panjang paling banyak adalah pada tanaman nomor uji 1. Hal ini dapat disebakan karma factor-faktor eksternal maupun internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tunas.

Pertumbuhan dapat di defenisikan sebagai pembelahan dan pembesaran sel, tetapi defenisi yang paling umum dipakai adalah pertambahan berat kering yang juga mliputi differensiasi. Pertumbuhan merupakan akibat adanya interaksi akibat berbagai factor internal perangsang pertumbuhan dan unsure-unsur iklim, tanah, dan biologis dari lingkungan.
Sutau pembelahan factor pertumbuhn mengakibatkan terjadinya pengurangan pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa teori yang berhubungan dengan pengaruh pembatas itu dinyatakan, dimulai oleh Liebig pada tahun 1862.
Letar pertumbuhan adalah pada merisitem unung, lateral, daninterkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang,pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di merisitem inters scalar, memerlukan tambahan sumber hormone pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah.
Pertumbuhan akar yamg kuat lazimnya diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan pucuk pada umumnya. Apabila akar mengalami kerusakan karena gangguan secara biologis, fisik, atau mekanis, maka pertumbuhan pucuk juga akan kurang berfungsi.
Perpanjang akar merupakan hasil dari perpanjangan sel-sel ujung, sedangkan lebar yang lebih dari pada pembesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari pembelahan merisitem lateral atau pembentukan cambium.Pertumbuhan dan lingkaran akar umumnya beranaligi dengan petumbuhan panjang dan lingkar pad pucuk.
Merisitem ujung akar berbeda dengan merisitem ujung pucuk karena merisitem ujung akar relative rendah kandungan DNA,RNA, dan aktifasi miosisnya.Apabila terjadi perusakan atau pemutusan merisitem ujung akar, pusat ekuiesenmembentuk lagi merisitem yang baru dan mengembalikan kategori geotropiknyadalam waktu 36 jam pada temperature yang menguntungkan. Pelebaran akar dan pembentukan tudung akar baru kemedian dapat berlangsung seperti sebelumnya.
(P.Garner,Franklin.1991 Hal:340-355)
Dari literatur diatas dapat diketahui bahwa adanya pertambahan panjang dan lebar suatu organ tumbuhan adalah dikarnakan pembelahn,pertambahan dan perbesaran sel. Dalam praktikum yang ter jadi, pertambahan panjang relative banyak terjadi pada ujung garis millimeter. Karna di sana masih banyak terdapat sel-sel yang aktif membelah.

JAWABAN PERTANYAAN
1.Pada daerah manakah perpanjangan akar tejadi? Tunjukkan dengan gambar morfologi kecambah)
Jawab:
Pada daerah millimeter terakhir (Milimeter 9) dengan indeks rata-rata pertumbuhan 7mm.
Gambar:

2.Apakah pemberian tanda berpengaruh pada pertumbuhan akar?Jelaskan
Jawab:
Tidak,karna pembertian tanda digunakan hanya untuk mengetahui pada milimeterk ke berepa pertumbuhan maksimum terjadi.

3.Pada daerah manakah perpanjangan tunas batang tejadi? Tunjukkan dengan gambar morfologi kecambah)
Jawab:
Pada millimeter terakhir atau millimeter ke 19 dengan rata-rata indeks pertumbuhan 320mm atau 3,2 cm.
Gambar:

4. Apakah pemberian tanda berpengaruh pada pertumbuhan akar?Jelaskan
Jawab:
Tidak,karna pembertian tanda digunakan hanya untuk mengetahui pada milimeterk ke berepa pertumbuhan maksimum terjadi
IV.PENUTUP
KESIMPULAN
1. Letak pertumbuhan sel pada akar adalah pada millimeter terakhir atau ujung akar mengapa?karna
disini banyak terdapat sel-sel muda yang masih aktif membelah. Hal ini dibuktikan pada hasil praktikum yang menunjukan angka rata-rata tertinggi pada interval terakhir dengan besar rata-rata pertumbuhan panjang 7mm.

2. Letak pertumbuhan sel pada batang adalah pada millimeter terakhir atau ujung batang,Karna disini banyak terdapat sel-sel muda yang masih aktif membelah. Hal ini dibuktikan pada hasil praktikum yang menunjukan angka rata-rata tertinggi pada interval terakhir dengan besar rata-rata pertumbuhan panjang 320 mm atau 3,2 cm.

DAFTAR PUSTAKA

Fahn,A.1992.Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3.UGM university:Yogyakarta

Fanklin.P.Garner.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.Universitas Indonesia Press: Jakarta

Harjadi,Sri Setyadi.1979. Pengantar Agronomi.Garmedia : Jakarta

Heddy,Suasono.1987.Biologi Pertanian.Rajawali Press : Jakarta
»»  continue...